Menengok Tradisi Satu Suro Di Tanah Jawa


Satu Suro


            Akhir Agustus kemarin kita masuk dalam tahun baru Islam atau Muharaam. Biasanya masyarakat menyebutnya dengan satu suro. Nah, merayakan satu suro diberbagai daerah pun bermacam-macam. Tentunya, kebanyakan perayaan ini berada di tanah Jawa. Satu suro dimaknai sebagaia bulan sakral dan penuh religuitas. Maka dari itu ada beberapa perayaan maupun tradisi yang dilakukan pada satu suro.

Grebeg Suro
pinterest 

           
Perayaan ini tentunya dilaksanakan ketika bulan Muharram atau satu suro berlangsung.  Grebeg Suro dirayakan oleh warga Ponorogo Jawa Timur. Acara ini sudah sebagai acara tahunan yang wajib diselenggarakan. Wujud dari Grebeg Suro sendiri ialah bentuk pesta rakyat yang menampilkan seni dan tradisi warga Ponorogo.
            Dimulainya Grebeg Suro adalah menyelenggarakan festival reog yang dilaksanakan selama empat hari dan diikuti oleh beberapa kelompok. Dari acara-acara yang diselenggrakan Grebeg Suro di Ponorogo memiliki beberapa nilai yang terkandung antara lain nilai kearifan lokal, keindahan, tanggung jawab, hiburan, moral, dan sebagainya.

Kirab Kebo Bule
pinterest 

            Selain Grebeg Suro, Surakarta yang tentu saja masih berhubungan dnegan keraton melaksanakan Kirab Kebo Bule. Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk memohon berkah dan keselamatan serta sebagai wujud refleksi diri menyambut tahun baru Islam yang bertepatan dengan tahun baru Jawa. Uniknya ketika Kirab Kebo Bule akan dilaksanakan saat kebo dengan sendirinya keluar kandang. Setelah kebo keluar kandang masyarakat yang menyaksikan kirab ini berbondong-bondong mempercayai ingin menyentuh berharap keberkahan dengan mengikuti acara ini.

Mubeng Benteng
pinterest 

            Mubeng Benteng adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta ketika malam satu suro datang. Mubeng Benteng murapakan ritual tapa bisu dengan mengitari benteng keraton Yogyakarta. Tradisi ini pun melaksanakan ritual tanpa berbicara sedikitpun dengan mengitari benteng keraton. Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun temurun dan semakin kemari pengikut perayaan ini semakin banyak.

            Nah, ketiga bentuk ritual dan tradisi di atas adalah hanyalah beberapa dari sekian tradisi yang dilaksanakan ketika malam satu suro yang dianggap sebagai malam penuh religiutas. Tentunya bentuk kearifan lokal tersebut perlu dilestarikan hingga saat ini. Terlepas pada bentuk kepercayaan masing-masing tradisi ini tetap memberikan manfaat dan arti yang baik bagi masyarakat secara umum dan meluas.


Komentar