Akhir
Agustus kemarin kita masuk dalam tahun baru Islam atau Muharaam. Biasanya
masyarakat menyebutnya dengan satu suro. Nah, merayakan satu suro diberbagai daerah pun bermacam-macam. Tentunya, kebanyakan perayaan ini berada
di tanah Jawa. Satu suro dimaknai sebagaia bulan sakral dan penuh religuitas. Maka
dari itu ada beberapa perayaan maupun tradisi yang dilakukan pada satu suro.
Grebeg
Suro
Perayaan ini tentunya dilaksanakan ketika bulan Muharram atau satu suro berlangsung. Grebeg Suro dirayakan oleh warga Ponorogo Jawa Timur. Acara ini sudah sebagai acara tahunan yang wajib diselenggarakan. Wujud dari Grebeg Suro sendiri ialah bentuk pesta rakyat yang menampilkan seni dan tradisi warga Ponorogo.
Dimulainya
Grebeg Suro adalah menyelenggarakan festival reog yang dilaksanakan selama
empat hari dan diikuti oleh beberapa kelompok. Dari acara-acara yang
diselenggrakan Grebeg Suro di Ponorogo memiliki beberapa nilai yang terkandung antara
lain nilai kearifan lokal, keindahan, tanggung jawab, hiburan, moral, dan
sebagainya.
Kirab
Kebo Bule
Selain Grebeg
Suro, Surakarta yang tentu saja masih berhubungan dnegan keraton melaksanakan
Kirab Kebo Bule. Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk memohon berkah dan
keselamatan serta sebagai wujud refleksi diri menyambut tahun baru Islam yang
bertepatan dengan tahun baru Jawa. Uniknya ketika Kirab Kebo Bule akan
dilaksanakan saat kebo dengan sendirinya keluar kandang. Setelah kebo keluar
kandang masyarakat yang menyaksikan kirab ini berbondong-bondong mempercayai ingin
menyentuh berharap keberkahan dengan mengikuti acara ini.
Mubeng
Benteng
Mubeng Benteng
adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta ketika
malam satu suro datang. Mubeng Benteng murapakan ritual tapa bisu dengan
mengitari benteng keraton Yogyakarta. Tradisi ini pun melaksanakan ritual tanpa
berbicara sedikitpun dengan mengitari benteng keraton. Tradisi ini sudah
dilaksanakan secara turun temurun dan semakin kemari pengikut perayaan ini
semakin banyak.
Nah,
ketiga bentuk ritual dan tradisi di atas adalah hanyalah beberapa dari sekian
tradisi yang dilaksanakan ketika malam satu suro yang dianggap sebagai malam
penuh religiutas. Tentunya bentuk kearifan lokal tersebut perlu dilestarikan
hingga saat ini. Terlepas pada bentuk kepercayaan masing-masing tradisi ini
tetap memberikan manfaat dan arti yang baik bagi masyarakat secara umum dan
meluas.
Komentar
Posting Komentar